Minggu, 24 Oktober 2010

Mengenal Tuhan

Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu.
Dan kamu, rambut kepalamu pun terhitung semuanya.
Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.
(Matius 10 : 29 - 31)


Tuhan menganggap kita sangat berharga, sama seperti kita yang menganggap berharga suatu yang kita sayangi.
Seekor burung pipit saja yang sangat murah harganya masih mau di pelihara oleh Tuhan, apalagi kita sebagai manusia yang dibuat serupa dengan Dia.
Saat kita tidak bisa mengenal Tuhan dengan baik, maka hubungan kita dengan Tuhan akan menjadi hambar.

Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya:
"Pergilah memberitahukan kepada penduduk Yerusalem dengan mengatakan: Beginilah firman TUHAN: Aku teringat kepada kasihmu pada masa mudamu, kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin, bagaimana engkau mengikuti Aku di padang gurun, di negeri yang tiada tetaburannya.
Ketika itu Israel kudus bagi TUHAN, sebagai buah bungaran dari hasil tanah-Nya. Semua orang yang memakannya menjadi bersalah, malapetaka menimpa mereka, demikianlah firman TUHAN.
(Yeremia 2 : 1 - 3)


Saat pertama kali kita bertobat...apa yang kita rasakan...?????
Saat itu saya merasakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan saya sangat mencintai Yesus bahkan rela mati untuk Dia dan tidak ingin mengecewakan-Nya...(Bagi orang lain saya percaya pasti akan berbeda-beda)
Bagaimana dengan hari ini...setelah pertobatan kita yang pertama, setelah sekian tahun lamanya. Apakah sudah mulai luntur atau tetap punya semangat yang sama pada saat pertama kali kita bertobat?

Apakah kita hanya meninggalkan ingatan yang indah pada Tuhan, saat cinta mula" kita...?

"Sebab itu, sesungguhnya, Aku ini akan membujuk dia, dan membawa dia ke padang gurun, dan berbicara menenangkan hatinya.
Aku akan memberikan kepadanya kebun anggurnya dari sana, dan membuat lembah Akhor menjadi pintu pengharapan. Maka dia akan merelakan diri di sana seperti pada masa mudanya, seperti pada waktu dia berangkat keluar dari tanah Mesir.
Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, engkau akan memanggil Aku: Suamiku, dan tidak lagi memanggil Aku: Baalku!
(Hosea 2 : 13 - 15)

Karena kasih karunia Tuhan pada kita maka Tuhan masih mau agar kita kembali lagi padaNya dan Tuhan mau menyamakan diri-Nya dengan kita manusia.
Tujuan hidup kita sebenarnya telah ditentukan pada Tuhan.

Maka sampailah Yesus bersama-sama murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku pergi ke sana untuk berdoa."
Dan Ia membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus serta-Nya. Maka mulailah Ia merasa sedih dan gentar,
lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku."
(Matius 26 : 36 - 38)


Apakah kita pernah pernah peka akan perasaan Tuhan...?

Mari kita memupuk/mencari lagi kasih mula-mula kita pada Tuhan karena Dia telah memberikan hidupnya hanya kepada manusia yaitu saya dan anda.

Kamis, 14 Oktober 2010

Kita bisa BERUBAH

26:6 Ketika Yesus berada di Betania, di rumah Simon si kusta,
26:7 datanglah seorang perempuan kepada-Nya membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi yang mahal. Minyak itu dicurahkannya ke atas kepala Yesus, yang sedang duduk makan.
26:8 Melihat itu murid-murid gusar dan berkata: "Untuk apa pemborosan ini?
26:9 Sebab minyak itu dapat dijual dengan mahal dan uangnya dapat diberikan kepada orang-orang miskin."
26:10 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: "Mengapa kamu menyusahkan perempuan ini? Sebab ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik pada-Ku.
26:11 Karena orang-orang miskin selalu ada padamu, tetapi Aku tidak akan selalu bersama-sama kamu.
26:12 Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan untuk penguburan-Ku.
26:13 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia." (Matius 26 : 6 - 13)


- Rasa terima kasih Yesus pada wanita itu tidak ditunjukkan dengan harta benda atau dengan mukjizat buat dia, tapi ingatan akan kebaikan perempuan itu juga akan diingat oleh orang lain melalui Alkitab d seluruh dunia -

12:3 Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.
12:4 Tetapi Yudas Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata:
12:5 "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?"
12:6 Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya.
12:7 Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.
12:8 Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu."
(Matius 12 : 3 - 8)


  • Yudas yang pertama kali menghasut murid - murid yang lain.
  • Apakah kita gampang untuk dihasut oleh orang lain atau dipengaruhi oleh orang lain..?
  • Jangan pernah memperdulikan apa yang orang lain kata kan atau perbuat saat kita melakukan sesuatu yang kita yakini.
  • Apa sejauh ini yang telah kita lakukan untuk Yesus..?
  • Kita harus selalu bahu membahu dan saling membantu antar saudara dalam kasih Yesus.

27:14 Tetapi Ia tidak menjawab suatu kata pun, sehingga wali negeri itu sangat heran.
27:15 Telah menjadi kebiasaan bagi wali negeri untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu atas pilihan orang banyak.
27:16 Dan pada waktu itu ada dalam penjara seorang yang terkenal kejahatannya yang bernama Yesus Barabas. (Matius 27 : 14 - 16)b


Seberapa banyak kita menghargai dan mengasihi Yesus dalam hidup kita...?

Senin, 11 Oktober 2010

Rasa Aman yang Benar di Mata TUHAN

9:23 Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya,
9:24 tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Ku-sukai, demikianlah firman TUHAN." (Yeremia 9:23-24)


Apa yang sering kita banggakan (atau sombongkan) ...? Apakah kepintaran kita? Kebaikan kita? Kekayaan kita? ataukah Kekuatan kita? Atau yang lain?
Banyak dari kita yang suka sekali membanggakan yang menurut saya hanya beda tipis dengan kesombongan ^_^
Seharusnya apa yang kita banggakan adalah mengenal Tuhan lebih dalam lagi didalam kehidupan kita.

Apa kita sering bangga akan Tuhan Yesus dalam hidup kita...?

17:5 Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
17:6 Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.(Yeremia 17:5-6)


Sering kali kita mengandalkan diri sendiri dan apabila kita sukses maka kita akan sangat menyombangkan hal itu hmmmm....that's my sins too.

17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
17:8 Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. (Yeremia 17:7-8)


Apakah Kita merasa aman dalam kehidupan kita...?


Mari kita andalkan Tuhan dalam hidup kita karena hanya Tuhan saja yang dapat memberikan Rasa Aman yang benar.

Selasa, 05 Oktober 2010

IMAN



2:1 Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datang juga Iblis untuk menghadap TUHAN.
2:2 Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."
(Ayub 2:1-2)

Iblis pun mengenal Tuhan...
Apakah kita yang mengaku anak Tuhan, mengenal Bapanya...? Kadangkala sebagai orang yang mengaku anak Tuhan, kita tidak berperilaku selayaknya anak Tuhan, malah kita berperilaku seperti "anak setan" (^_^)...?

2:3 Firman TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan."
2:4 Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya.
2:5 Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."
2:6 Maka firman TUHAN kepada Iblis: "Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya."
(Ayub 2:3-6)

Hebat ya iblis....bisa bujuk Tuhan kasih ijin untuk membuat Ayub lebih sengsara...
Apakah kita suka membujuk Tuhan agar dia memperbolehkan kita berbuat semaunya...? 
Saya orang yang suka sekali membujuk Tuhan agar menyesuaikan dengan apa yang saya mau...contohnya..."Tuhan jangan hujan dong hari ini, soalnya mobil baru aja gue cuci. masa gak kasihan ama gue..." or " Tuhan jangan macet dong klo lewat jalan yang "ini" biar ketemu ama klien pas jamnya, soalnya udah mo telat nih." dan masih banyak lagi...
Bagaimana dengan "bujukan" kita...?

2:7 Kemudian Iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya.
2:8 Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu.
2:9 Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"
2:10 Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.(Ayub 2:7-10)
 
Sunguh luar biasa apa yang iblis perbuat terhadap Ayub, setau saya klo qt punya gatal - gatal paling juga digaruk pake tangan sudah bisa mengatasi gatal but klo qt lihat Ayub 2:8 yg mengatakan bahwa Ayub sampai mengambil sekeping beling untuk menggaruk badan...wah...saya yakin itu pasti gatal yang sangat luar biasa.
Tadi siang pas saya ke bengkel, ada nyamuk juga yang gigit di daerah kaki dan itu sangat gatal (gak tau ada berapa nyamuknya but yang ber-"tanda" di tiga bagian). Sangat gatal sekali tetapi pada saat saya garuk walaupun harus berkali-kali menggaruk akhirnya hilang juga rasa gatalnya dan hilang juga kesal saya.
 
Saya tidak bisa bayangkan rasa gatal yang didapat Ayub karena ulah dari Iblis, yang dibengkel aja udah buat saya KUESEL BUANGET apalagi klo sampe 2 atau 3 kali lipat rasa gatalnnya, mungkin 1 hari itu pasti langsung Bad Mood.
But apa yang kita lihat dari Ayub...udah gatal tak tertahankan...eh...malah diomelin lagi ama bini...malah disuruh kutuk Allah trus mati...ternyata jaman dulu ada yang matre juga ya (^_^)
Ada uang abang sayang, gak ada uang abang di tendang hehehehehe........

Tapi apa yang jawaban Ayub pada saat istrinya menyuruh dia untuk mengutuki dan mati...
 
2:10 Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya 

LUAR BIASA apa yang dikatakan oleh Ayub, suatu keadaan yang tidak terduga oleh saya klo Ayub akan berkata seperti itu.
Saya secara pribadi kadang kala, pada saat saya sangat down dalam kerohanian, sempat untuk saya tidak lagi mau punya Iman untuk belajar tentang apa yang Tuhan ingin saya pelajari dari problem yang Dia ijinkan untuk saya.

Saya percaya bahwa semua problem yang Dia ijinkan untuk kita lalui adalah suatu TANTANGAN IMAN dan suatu proses PEMBELAJARAN akan Iman kita kepada Dia.
Sama seperti Ayub, Dia ingin melihat seberapa besar Iman Ayub kepada-Nya dengan problem yang telah Tuhan ijinkan. Kita bisa lihat bahwa problem yang bertubi-tubi yang dihadapi oleh Ayub tidak menjadikan Iman Ayub lemah tapi malah menjadi kuat dan setelah problem/masalah itu selesai maka Allah mengembalikan berlipat ganda kepada Ayub.

Bagaimana dengan Iman kita..? Apakah kita siap untuk mendapat ujian Iman dari Tuhan..? Apakah kita sanggup untuk menghadapi ujian tersebut...? Apakah kita yakin akan bisa melewati ujian yang diberikan Tuhan untuk Iman kita...?
Mari kita jawab sendiri semua pertanyaan diatas dengan Iman kita.